17 August 2008

Satu hati... Untuk merdeka.


Hari ini usia bangsa kita genap 63 tahun. Pertanyaan yang seringkali muncul adalah: "Apakah dalam jangka waktu 63 tahun merdeka ini kita sudah merasa benar-benar merdeka?".
Suatu pertanyaan yang seolah-olah berbau provokatif, dan kita sering hanyut bersamanya. Kita biasanya akan menjawab:"belum, buktinya negara kita merdeka, namun saya masih saja miskin, sedang orang-orang berdasi itu masih saja sering ambil keuntungan dari orang-orang seperti saya", "belum, masih banyak pengangguran seperti saya yang menunggu nasib yang begitu kabur dari bayangan", dan masih banyak lagi keluhan-keluhan lain. Memang, semuanya itu tidak salah. Akan tetapi, kenapa kita masih suka melempar kesalahan pada orang lain?. Seringkali kita hanya berpikir bahwa kata 'merdeka' berarti bahwa kita bebas dari rasa takut, kita bebas dari belenggu, bebas dari kemiskinan, dan semacamnya
Yang menyangkut
Pemenuhan hak-hak kita. Padahal, disamping itu semua, kata 'merdeka' juga mengandung makna bebas dari iri hati, bebas dari prasangka buruk, bebas dari egoisme, bebas dari ketidakjujuran, dan hal-hal mengenai kewajiban kita.
Rupanya kita masing-masing masih suka menganaktirikan kewajiban. Kenapa? Barangkali bangsa kita memang belum sepenuhnya merdeka.

Merdekalah bangsaku.

0 kesan:

Post a Comment