20 September 2008

Analogi Surga dan Neraka

Alkisah ada seorang yang baru saja meninggal dunia. rohnya melayang ke akherat dan disana bertemu dg penjaga gerbang surga-neraka.
Oleh dia diperlihatkanlah kepada orang tersebut dua gerbang raksasa yang menjadi pintu masuk surga, dan neraka.
orang tersebut lalu mengintip satu persatu apa yang terjadi di dalam ruang yang digawangi gerbang tersebut.

Di gerbang satu, yang disebut surga dia melihat ada satu meja perjamuan makan besar dimana ada tampak begitu banyak makanan lezat di atasnya.
kemudian dia melihat di sekeliling meja perjamuan itu duduk banyak orang yang kesemuanya tampak berbahagia, suasana begitu hangat tampaknya.

Kemudian orang tersebut mengintip di gerbang yg kedua, yang disebut neraka. dia melihat meja yang sama yang juga di atasnya tampak hidangan-hidangan lezat yang sama persis dengan yang orang tersebut lihat tadi di gerbang satu.
namun anehnya, orang2 yang duduk di sekeliling meja perjamuan itu semua diam, tak terlihat ada senyum atau air muka bahagia di wajah mereka. suasana di situ terlihat begitu dingin dan kaku.

Orang terebut terheran2, lalu dia bertanya pada Penjaga. "Tuan, apa gerangan yang terjadi pada orang-orang ini? kenapa mereka tak bisa berbahagia seperti yg saya lihat tadi di gerbang surga, sedangkan merka menghadapi hidangan yang sama lezat dan sama banyaknya dengan di surga?"
Kemudian Penjaga gerbang menjawab, "lihatlah tangan dan kaki orang-orang itu!"

Ternyata baik di gerbang surga maupun neraka masing-masing tangan dan kaki orang-orang yang duduk mengelilingi meja sama-sama terikat kuat dengan seutas tali tampar yang kokoh sehingga mereka tidak bisa mengambil makanan di hadapannya.

Lantas penjaga itu melanjutkan, " lihatlah orang-orang yang duduk di neraka, mereka hanya terdiam memandangi makanan-makanan itu. sambil saling berprasangka satu sama lain, takut bagiannya di ambil oleh orang-orang di sebelah mereka. coba apa yang kau lihat di surga?
lihatlah, meskipun orang-orang itu sama-sama terikat mereka berusama mengambil sendok dengan mulutnya, kemudian mengambilkan makanan dihadapannya dan kemudian menyuapkannya pada orang yang duduk di sebelahnya, begitu mereka melakukan hal yang sama satu sama lain, sehingga mereka semua dapat tertawa bahagia karena mereka semua saling melayani."
Dari cerita di atas kita bisa mengambil sebuah pegangan, dalam hidup tak perlulah kita meributkan soal apa upah kita kelak, atau sangatlah memalukan jika kita masih berkutat dengan menghitung-hitung pahala yang kita dapat.
ternyata surga tidak jauh-jauh amat dengan hidup kita jika kita saling melayani satu sama lain.

cerita ini saya bagikan bukan untuk menyudutkan siapapun, tapi saya sangat bersyukur jika tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, apapun latar belakang kita.

0 kesan:

Post a Comment